|
| |
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Michael H. Hart, 1978 Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982 PT. Dunia Pustaka Jaya Jln. Kramat II, No. 31A Jakarta Pusat |
PETUALANGAN MENCARI ILMU KE PENJURU DUNIA
|
| |
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Michael H. Hart, 1978 Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982 PT. Dunia Pustaka Jaya Jln. Kramat II, No. 31A Jakarta Pusat |
Carding, sebuah ungkapan mengenai aktivitas berbelanja secara maya (lewat komputer), dengan menggunakan, berbagai macam alat pembayaran yang tidak sah. pada umumnya carding identik dengan transaksi kartu kredit, dan pada dasarnya kartu kredit yang digunakan bukan milik si carder tersebut akan tetapi milik orang lain.
apa yang terjadi ketika transaksi carding berlangsung, tentu saja sistem pembayaran setiap toko atau perusahaan yang menyediakan merchant pembayaran mengizinkan adanya transaksi tersebut. seorang carder tinggal menyetujui dengan cara bagaimana pembayaran tersebut di lakukan apakah dengan kartu kredit, wire transfer, phone bil atau lain sebagainya.
cara carding sebagai berikut:
1. mencari kartu kredit yang masih valid, hal ini dilakukan dengan mencuri atau kerjasama dengan orang-orang yang bekerja pada hotel atau toko-toko gede (biasanya kartu kredit orang asing yang disikat). atau masuk ke program MIRC (chatting) pada server dal net, kemudian ke channel #CC, #Carding, #indocarder, #Yogyacarding,dll. nah didalamnya kita dapat melakukan trade (istilah “tukar”) antar kartu kredit (bila kita memiliki kartu kredit juga, tapi jika tidak punya kartu kredit, maka dapat melakukan aktivitas “ripper” dengan menipu salah seorang yang memiliki kartu kredit yang masih valid).
2. setelah berhasil mendapatkan kartu kredit, maka carder dapat mencari situs-situs yang menjual produk-produk tertentu (biasanya di cari pada search engine). tentunya dengan mencoba terlebih dahulu (verify) kartu kredit tersebut di site-site terserah anda (hal ini disebabkan karena kartu kredit tersebut tidak hanya dipakai oleh carder tersebut). jika di terima, maka kartu kredit tersebut dapat di belanjakan ke toko-toko tersebut.
3. cara memasukan informasi kartu kredit pada merchant pembayaran toko adalah dengan memasukan nama panggilan (nick name), atau nama palsu dari si carder, dan alamat aslinya. atau dengan mengisi alamat asli dan nama asli si empunya kartu kredit pada form billing dan alamat si carder pada shipping adress. (mudahkan?…..)
jenis kartu kredit:
1. asli didapatkan dari toko atau hotel (biasa disebut virgin CC)
2. hasil trade pada channel carding
3. hasil ekstrapolet (penggandaan, dengan menggunakan program C-master 4, cardpro, cardwizard, dll), softwarenya dapat di Download disini: Cmaster4, dan cchecker (jika ada yang ingin mengetahui CVV dari kartu tersebut)
4. hasil hack (biasa disebut dengan fresh cc), dengan menggunakan tekhnik jebol ASP (dapat anda lihat pada menu “hacking“)
Contoh kartu kredit:
First Name* Judy
Last Name* Downer
Address* 2057 Fries Mill Rd
City* Williamstown
State/Province* NJ
Zip* 08094
Phone* ( 856 )881-5692
E-mail* serengeti@erols.com
Payment Method Visa
Card Number 4046446034843451
Exp. Date 5/04
(Tapi kegiatan semacam ini merupakan kebaikan bagi yang meniatkan dengan baik)
Reff: http://disketmaster.tripod.com/seputar_carding.htm
JUDUL PILU PEMILU
CIPT: PENGAMEN JALANAN
SONG ; PENGAMEN JUGA
SEGERA DOWLOAD MP3NYA;
http://www.tempfiles.net/download/200904/40983/04_PILU-PEMILU.html
DI HIMBAU KEPADA MASYARAKAT
UNTUK SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN
ITU KLO PERLU KLO NGGAK
PEMILIHAN UMUM TELAH MENIPU KITA.............
SELURUH RAKYAT DI PAKSA GEMBIRA.............
HAK DEMOKRASI DI KANTONGI.......
HIDUP KITA BELUM MERDEKA..................
SEMUA PARTAI ANU TAK DAPAT DI PERCAYA.............
UJUNG UJUNGNYA CUMA DUITNYA............
DI BAWAH UNDANG UNDANG WARISAN BELANDA...
JANGAN NYOBLOS AYO TINGGAL TIDUR SAJA.............
SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK
DI WAJIBKAN KEPADA SELURUH MASYARAKAT
DI BAWAH UMUR....
TUK MENGAJAK IBU BAPAKNYA JANGAN NYOBLOS
AYO TINGGAL TIDUR SAJA
BAGIAN KETIGA: KONSPIRASI
Demokrasi, sebagai sebuah sistem buatan manusia, tentu tak lepas dari vulnerabilities seperti halnya software bikinan Microsoft yang rentan dengan bug sehingga sistem keamanan situs KPU 2004 beberapa saat lalu bisa hacked and cracked oleh seorang hacker dari daerah Kebumen bernama Dani Firman Syah a.k.a Xnuxer, yang juga penulis buku TIP & TRIK COMPUTER HACKING: HACKING & CARA PENGAMANANNYA buku 1 & 2 [makanya denger nasehat Susanto alias S’to dalam bukunya SIH / SENI INTERNET HACKING: UNCENSORED terbitan Jasakom, dan buat admin situs KPU jangan terlalu arogan dong, sok-sokan bilang security-nya tak bisa ditembus. Ngga ada sistem yang benar-benar aman, sekalipun computer anda offline.]
“Gung, apa hubungannya sama hacking?” Hehe, bagus kalau ada yang menanyakan gitu. Saya baru saja menonton sebuah film documenter bagus yang berhubungan dengan hacking maupun demokrasi, yaitu HACKING DEMOCRACY, yang menunjukkan kecurangan-kecurangan yang terjadi pada pemilu di negara yang dianggap penjaga demokrasi bernama Amerika Serikat yang juga dikenal sebagai Uncle Sam (Samiri kali yaw?), atau menurut P.J. O’Rourke dalam bukunya PARLIAMENT OF WHORES: A LONE HUMORIST ATTEMPTS TO EXPLAIN THE ENTIRE U.S. GOVERNMENT disebut “Uncle Sucker”.
HACKING DEMOCRACY menceritakan bagaimana suara hasil pemilu dimanipulasi oleh hacker sehingga hasilnya – belakangan setelah dilakukan investigasi oleh seorang nenek bernama Bev Harris yang didukung kelompok aktivis dari Seattle yang dimulai dengan pertanyaan sederhana “bagaimana penghitungan suara dilakukan” – dianggap tidak valid, dan berikut ringkasannya:
Mereka memulai segalanya dari Florida dan California hingga ke Ohio dan negara bagian Washington untuk mencari kebenaran. Perjalanan ini difilmkan oleh Simon Ardizzone, Robert Cohens, dan Russell Michaels untuk membongkar sebuah sistem busuk yang dipenuhi teka-teki mengenai pegawai pemilu yang tidak kompeten, yang tidak bekerja akurat serta bagaimana mesin penghitung suara yang dapat dirancang untuk mencuri hasil suara pemilu. Harris dan para aktivis temannya [juga dibantu beberapa computer scientist] membongkar kelemahan sistem mesin penghitung suara pemilu yang diproduksi perusahaan DIEBOLD.
Mereka mencari dan meneliti lebih lanjut hingga ke kantor pengurus pemilu di Florida. Harris dan para aktivis tersebut [dibantu seorang hacker dari Finlandia] melakukan serangkaian pengetesan terhadap mesin penghitung suara yang selama ini digunakan dalam pemilu yang diklaim bebas serta aman dan terpercaya. Hasil membuktikan bahwa hasil suara dalam mesin tersebut dapat dengan mudah dicuri dan dirubah datanya sesuai dengan keinginan yang berkepentingan, hanya dengan memory card berisi script untuk kegiatan tersebut.
HACKING DEMOCRACY menunjukan dengan gamblang adanya rahasia, kroniisme, dan konspirasi terhadap pemilu yang dilakukan perperiodenya selama ini baik di Amerika dan kemungkinan besar di Negara penganut demokrasi lainya.
See? Di Amerika yang dikatakan sebagai penjaga Demokrasi dan kekritisan warganya sudah tinggi saja masih bisa terjadi kecurangan seperti itu, apalagi di satu negara yang warganya sedikit sekali membaca tapi banyak komentar, ngga usah sebut contoh ya, ntar dibilang ngga nasionalis, hahahaha. Nasionalisme lagi, emang negara adalah segala-galanya apa? Right or wrong my country, haha, untung dalam Islam diajarkan bahwa yang BENAR TETAPLAH BENAR dan yang SALAH TETAPLAH SALAH. Itukah nasionalisme anda? Apa bedanya dengan cinta buta anak ABG yang baru “kenal” cinta? Saya memang cinta Indonesia, tapi saya lebih cinta Islam dan Yang Mewahyukannya, yang mengajarkannya, serta yang membelanya, tanpa perlu harus memuja budaya Arab atau Arab secara keseluruhan, seperti yang sering dituduhkan musuh-musuh Islam, emangnya semua yang berbau Arab pasti Islam po? Baca sejarah yang kritis dong, Abu Jahal dan Abu Lahab orang mana? Pakaiannya saya yakin tak beda jauh dengan Nabi SAW karena pernah sezaman, tapi apa kita akan mengatakan dua cecunguk itu orang Islam atau Islami hanya karena mereka orang Arab? Nah, itulah jeleknya nasionalisme, ngga objektif. Ngga usah protes dan bilang saya bawa-bawa agama, ini hak saya dalam negara demokrasi, apalagi agama saya termasuk mayoritas dalam jumlah, berarti dalam konteks demokrasi harus menang dong, kecuali jika demokrasi ngga lebih dari sekedar omong kosong saja.
Saya kira cukup satu contoh saja konspirasinya, anda yang cerdas dan kreatif pasti bisa mencari contoh lain dari negara kita sendiri. Saya hanya memberikan trigger, saya tak ingin mencekoki anda dengan materi jadi yang tak perlu dikembangkan dan diriset lagi, karena Conspiratorial View of History (menurut A. Ralph Epperson dalam buku THE UNSEEN HAND yang sedang dalam proses penerjemahan untuk dicetak oleh mr Joe Jussac kedalam bahasa Indonesia) akan menjadi tak ada gunanya lagi jika saya lakukan itu. Menjadi basi seperti halnya undang-undang di sebuah negara yang katanya penjunjung demokrasi, tapi siap menindak mereka-mereka yang mempropagandakan untuk golput pada pemilu, seolah-olah golput itu bukan sebuah pilihan, tapi malah melindungi aliran-aliran sesat yang jauh lebih merusak atas nama demokrasi, standar yang aneh. Apalagi, kutipan ayat-ayat dari Protocols of Zion diatas bisa menjadi bahan dasar untuk menge-check and recheck bau konspirasinya, bukan sekedar pemanis artikel ini saja. Semoga artikel ini bermanfaat, amien. Ada kurangnya mohon maaf, ada lebihnya mohon dibagi.
*) physiognomy: (Technical) The general appearance of a person’s face [LONGMAN DICTIONARY OF CONTEMPORARY ENGLISH, halaman 1233]
Terimakasih untuk seorang sahabat yang minta untuk tidak dipublikasikan identitasnya yang sudah membantu membuatkan summary film HACKING DEMOCRACY, sekaligus mencarikan artikel-artikel yang relevan tentang demokrasi.
Untuk dek Imel dari Blog Bening Hati, ini janji saya. Saya tunggu artikel sampeyan di blog anda yang pro demokrasi, jadi bagi para pembaca yang penasaran bisa membandingkan. Artikel ini saya buat bersamaan dengan saya menulis respon untuk salah satu artikel di blog tersebut yang berjudul ISLAM BANGET! TARBIYAH BANGET! PKS BANGET!
Pada kesempatan mendatang saya insyaAlloh akan membahas masalah HAM, yang jadi satu paket dengan demokrasi.
Referensi:
A. Ralph Epperson, THE UNSEEN HAND
Abdul Ghany bin Muhammad ar-Rahl, AKTIVIS PARTAI KORBAN FATAMORGANA DEMOKRASI
Abu Nashr Muhammad al-Imam, MEMBONGKAR DOSA-DOSA PEMILU
Adian Husaini, WAJAH PERADABAN BARAT
Hafizh Shalih, MENGADILI DEMOKRASI
Henry Ford, THE INTERNATIONAL JEW ABRIDGED EDITION AND THE PROTOCOLS OF THE ELDERS OF ZION
Muhammad Fahim Amin, RAHASIA GERAKAN FREEMASONRY DAN ROTARY CLUB
Syaikh Abu Muhammad ‘Ashim al Maqdisi, AGAMA DEMOKRASI
Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Manshur al-‘Udaini, MEMBONGKAR KEDOK AL QARADHAWI
P. J. O’Rourke, PARLIAMENT OF WHORES
HACKING DEMOCRACY
http://www.almanhaj.or.id/
http://www.liberty-page.com/
http://www.rense.com/
http://www.wikipedia.com/
Dan sumber-sumber lain yang maaf saya kurang cermat dokumentasinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar